BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 24 Agustus 2010

FT's for Calon Jema'ah Haji

Ibadah haji

Ibadah haji merupakan salah satu rukun islam ke 5. Dalam ibadah haji terdapat serangkaian ibadah yang harus dipersiapkan, diantaranya bekal mental, harta benda dan fisik.
Bekal mental disiapkan dengan mendekatkan diri kepada Allah, bekal harta benda disiapkan selama bertahun-tahun dengan bekerja dan berusaha, sedangkan bekal fisik disiapkan untuk kesegaran jasmani.

Fisioterapi Haji

Fisioterapi haji merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab pada kebugaran jasmani, gangguan gerak dan fungsi pada calon jemaah haji. Dalam hal ini fisioterapi haji mempunyai peranan penting dalam menyiapkan bekal fisik para calon jemaah haji.

Gangguan-gangguan kapasitas fisik berupa:
•gangguan sirkulasi jantung dan paru
•gangguan otot dan sendi
•gangguan keseimbangan dan koordinasi

Konsep Fisioterapi haji

1.Melakukan penelitian tentang ancaman gangguan gerak dan fungsi para jemaah haji pada saat melaksanakan kegiatan haji.

2.Melakukan pengelompokan jemaah calon haji berdasarkan usia dan adanya gangguan gerak.


3.Melakukan tes kebugaran pada calon jemaah haji saat diyayasan (manasik haji).

4.Melakukan pelatihan kebugaran seperti senam dan pemberian latihan tambahan yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan konsep FITT.


Kategori Senam haji

1.Non-Risiko tinggi (Non-Risti)
Untuk kategori calon jemaan haji non-risti (tidak mengalami masalah tertentu/dalam keadaan sehat tidak ditemukan adanya penyakit ataupun kelainan fisik) kegiatan senam dapat dilakukan sendiri setelah mendapat bimbingan dari instruktur seorang Fisioterapis.

2.Risiko tinggi (Risti)
Untuk calon jemaah haji Risti (mengalami masalah keehatan) kegiatan senam harus selalu dibimbing oleh Fisioterapis, tidak dapat dilakukan sendiri.

Kesimpulan
Dengan senam haji ini diharapkan calon jemaan haji dapat neribadah dengan baik sehingga tercapai tujuan ibadah itu sendiri yaitu untuk mencapai ketakwaan yang tergambar dalam haji mabrur.

Sabtu, 21 Agustus 2010

MLDV

MLDV (Manual Lymphe Drainage Vodder), merupakan sebuah spesialisasi dari Fisioterapi. teknik ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 2005 yang dibawa oleh Ibu Renee Go, seorang Fisioterapis warga negara Belanda yang merasa terpanggil untuk membantu meningkatkan kualitas Fisioterapi di Indonesia. Untuk mendapatkan spesialisasi MLDV, haruslah seorang Fisioterapis yang akan melalui sebuah pelatihan selama minimal 110 jam selama 2 minggu dengan teori dan praktek klinik. spesialisasi ini berlaku di seluruh dunia, karena Instruktur nya pun seorang Master teacher MLDV.Kita patut berbangga hati karena dikawasan asia tenggara , baru di Indonesia yang memiliki Fisioterapis MLDV.Saat ini jumlah Fisioterapi MLDV sekitar 200 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kita mungkin bertanya-tanya apa itu MLDV ? . Dalam tubuh manusia 2/3 bagiannya terdiri atas cairan dimana Cairan ini terdapat didalam / disekitar sel-sel tubuh, pembuluh darah, pembuluh limfe, dan otak. Banyak proses tubuh didalam tubuh kita yang terjadi melalui cairan tubuh ini, antara lain penghantaran rangsang saraf, pengangkutan hormon atau zat-zat yang merugikan ( misal bakteri ), pertukaran zat-zat , atau pertukaran gas-gas ( seperti zat asam / zat asam arang ). Proses – proses yang terjadi melalui Cairan tubuh ini kita sebut Waterhuishouding yang amat penting dalam mempertahankan Homeostasis tetap dalam keadaan optimal

Tubuh dalam keadaan yang seimbang optimal apabila waterhuishouding dalam keadaan optimal. Sistem limfe ( pembuluh limfe dan kelenjar limfe ) memainkan peranan yang penting dalam menciptakan dan mempertahankan keadaan yang ideal untuk sel-sel tubuh kita, yang mana berperan dalam pemberian nutrisi, pembersihan dan pengaliran. Dengan demikian limfedrainase ( pengaliran limfe ) merupakan fungsi yang normal dan alamiah dari tubuh kita. Fungsi ini dapat mengalami hambatan atau gangguan oleh adanya kecelakaan, penyakit atau stress. Pada keadaan itu, ganguan atau hambatan tersebut diatas dapat diatasi dengan pengaliran limfe secara manual ( dengan menggunakan tangan ) yang kita sebut sebagai teknik MLDV.Tehnik terapi ini dilakukan pada jaringan pembuluh lymphe, kelenjar lymphe, cairan interstitial dan vena. Adapun tujuan dari MLDV yaitu : ( 1 ) Merangsang regenerasi cell dan menghambat degenerasi sel, ( 2 ) Meningkatkan immunitas, ( 3 ) Relaksasi melalui stimulasi parasimpatis.

INDIKASI.

MLDV dapat diberikanpada kasus-kasus dibawah ini :
1. lymfeoedem.
2. Oedema postraumatis dan post operatif, seperti :
- Pembengkakan lengan post mastectomi.
- Terkilir.
- Patah tulang.
- Haematom.
- Algodistrofi ( antara lain sudeck ).
3. Rematik dan pembengkakan yang disebabkan rematik, seperti:

* -Aspesifik mesenchymreaksi.
* - Arthritis infektif.
* - Penyakit autoprogresif ( antara lain kronis polyarthritis ).
* - Coxatrosis.
* - Periarthritis humeroscapularis.
* - Cervicalgia.

4. Keluhan pada sistema saraf.
- Susunan saraf pusat: perifokal oedem ( Foldi ), apopleksi, multipel sklerosis.
- Susunan saraf tepi: trigeminus neuralgia, facialis parese, migraine.
- Keluhan karena nervous: gangguan tidur, stress, gangguan usus ( antara lain konstipasi ).
5. Keluhan THT :
- Tinitus aurius ( telinga berdengung ).
- Radang selaput lendir kronis.
- Sinusitis kronis.
6. Extraksi gigi – orthodonsi – gangguan gusi, paradentose.
7. Kasus pediatri : cerebral parese, kelainan neuropati.
8. Problema dermatologi :
- Exzema kronis.
- Neurodermatis.
- Acne.
- Jaringan parut pos operasi.
9. Keluhan internis : bronchitis kronis, emfisema, asthma-bronchiale, pada intoksikasi oleh makanan atau medikasi dan mucoviscidose.
10. Kasus geriatri : osteoporose, problema vasculer.
11. Gangguan sirkulasi : sclerose otak, glaucoma, oedem karena venus stasis, arthritis, claudikasio intermitten, varicose ulcer.
12. Kasus sport injuri : sakit otot, haematom dan lesi.

KONTRA INDIKASI.
1. Absolut kontra indikasi : kanker, infeksi umum ( demam ), Decompensatio Cordis, TBC dan transplantasi organ.

2. Relatif kontra indikasi :
- infeksi lokal
- Asthma bronchiale: MLDV dapat membangkitkan anval karena rangsangan pada parasimpatis.
- Astma cardiale.
- Hyperthyroidea: hindarkan penanganan pada kelenjar gondok.
- Vagoton pasien.
- Kemungkinan reaksi kelelahan.

Semoga tehnik MLDV ini bisa berkembang pesat di Indonesia dan mambantu meningkatkan taraf derajat kesehatan masyarakat Indonesia